Translate

Selasa, 06 September 2011

Kampung Teja Di Pagi Hari


Selepas  melaksanakan kewajiban hidupku yang pertama yaitu sholat Shubuh di suatu pagi di Kampung Teja Desa Bugel Kecamatan Ciawi Tasikmalaya, kubergegas membuka pintu depan rumah mertuaku. 
Sebenarnya aku adalah orang Bogor yang notabene lebih banyak hidup di perkotaan yang hingar bingar dan penuh dengan deraan masalah perkotaan yang kian hari kian amburadul dan bikin kepala dan tubuhku stress bukan kepalang.
Pagi yang sejuk ini aku berada di desa kelahiran Istriku, damai sekali hatiku. Kurasakan keheningan suasana pagi di desa ini, kurasakan semilir hembusan demi hembusan angin pagi yang bersahabat, Subhanallah....!, masih segar sekali udara di sini....!.
Kampung Teja terletak di di lereng gunung, entah gunung apa namanya bahkan penduduk di sini pun tidak pernah tahu apa nama gunung yang jadi tempat tinggal mereka. Penduduknya ramah khas orang-orang desa yang setiap kali berpapasan pasti bakal menanyakan kabar ataupun kalau belum kenal akan menanyakan siapa dan dimana kita tinggal di desa ini. Sungguh pemandangan yang tidak akan kita temui di kota dimana orang-orang sudah sibuk dengan dirinya masih-masing. 
Struktur tanah di kampung Teja ini berbukit-bukit dan sekeliling kampung dikelilingi dengan sawah-sawah dan juga kolam-kolam ikan yang hampir ada di setiap pekarangan rumah.Dibukit-bukit yang berada diatas desa tertanam subur berbagai jenis tanaman kayu Albasiah, Pinus & berbagi jenis bambu, juga tanaman-tanaman palwaija.
Mungkin sulit bagi saya menggambarkan secara detail, tapi sungguh tertanam sangat dalam benak saya banyak potensi alam yang belum tergali. Sungguh sayang memang.., tapi mungkin kelak anak cucu saya bisa memanfaatkan potensi itu dengan bijaksana, dalam artian tidak merusak alam dan tatanan hidup desa...semoga..!